Minggu, 12 Juli 2015

Posted by PRAJADUTA
No comments | 15.42









Kontingen satu-satunya dari Tulungagung menjadi Juara Umum
Part 1 ...
(13/6/2015) Inilah hari H yang ditunggu kontingen. Pagi pukul 7 semua peserta kontingen MAN 2 memadati UKS. Cie ... kayak apa aja. Tas-tas berisikan perlengkapan pribadi telah tertenteng. Beberapa barang yang akan dibawa ke medan pertempuran telah disiapkan dari kemarin. Seluruhnya memulai dengan sholat dhuha terlebih dahulu, serta memohon kelancaran kepada Allah.
Mobil travel telah datang seluruhnya berduyun-duyun mengangat barang-barang kedalam travel. Kami harus menjaga kegaduhan, karena saat itu masih ada ujian semester hari terakhir untuk kelas 10 (bagi yang lomba telah merangkap pada hari sebelumnya). Barang-barang yang lumayan besar (khususnya media presentasi) alhamdullilah muat dalam kendaraan. Dan seluruh perlengkapan yang dibutuhkan telah ready didalam travel, dan waktunya upacara pemberangkatan.
Kali ini karena pihak lembaga berhalangan dan ada juga yang tour, jadi pemberangkatan diwakilkan oleh Bunda Erna dan kak Indra. Beliau memberi pesab kepada seluruh peserta untuk fokus lomba, jaga kesehatan, dan maksimal. Usai pemberangkatan seluruhnya telah siap didalam travel. Gema sholawatan mengiringi keberangkatan kami.
Perjalanan memakan waktu kurang lebih 4 jam. Kami isi dengan bercanda, bernyanyi dan tidur (setelah lelah keduanya). Sampailah di daratan Malang, kemancetan jalan telah menyambut kedatangan kontingen Tulungagung ini (kebetulan kontingen satu-satunya). Mobil travel telah masuk dihalaman UNISMA. Nampaknya beberapa sekolah juga telah sampai, terlihat banyak mobil dan seragam warna-warni disekitar. Karena belum ada informasi untuk mengemasi barang-barang di tempat menginap, maka dari itu kami langsung berpindah haluan untuk sholat dhuhur berjamaah. Barisan telah disiapkan, aba-aba telah bersemarak bersaut dengan suara yang menggema, banyak mata yang melihat .... (yusro, yusro, yusro la yumna lakin ...) dan belum-belum sudah ada hujaman yel-yel dari kontingen lain untuk menenggelamkan yel-yel kami, namun kami justru lebih kuat dan semakin keras bukti bahwa mental kami tidak menciut.
Sampailah ke masjid UNISMA dan berjejerlah sandal swalo biru itu dihalaman. Kami sholat serta berdo’a untuk kelancaran. Kembali ke tempat semua lagi-lagi dengan yel-yelan. Nah selanjutnya adalah isi perut, kami keluarkan perbekalan kami dari rumah khusus untuk makan siang. Kami cari tempat lapang yang hampir mirip balai sebagai tempat kami santap siang. Peraturan tetap yaitu makan tidak boleh dengan siku ditekuk alias suap-suapan, disinilah mengundang kejenakaan sekaligus heran kontingen sebelah kami. Usai makan kami pun bergegas sholat ashar. Kami kembali dari bilik lagi-lagi dengan gema yel-yel, alhasil kampus UNISMA tak luput mata-mata melihat kami yang berjalan. Sholat ashar usai selanjutnya kami berinisiatif untuk latihan pensi, sebab pensi belum terlalu mateng direncana. Kami mencari tempat yang sepi. Aha, lahan renovasi yang ada di UNISMA menjadi pangkalan kami. Pensi dengan judul ‘Bento’ siap kami rilis, beberapi tag cukuplah mengundang penasaran sekaligus senyum tukang-tukang yang sedang berada di lantai atas yang sedang membangun gedung. Ya, memang pensi ini bukan diperlombaan, bisa dibilang ajang keakraban kontingen, namun juga ada penghargaan tersendiri.
Hari mulai sore, kami kembali ketempat semula, dan mengeluarkan barang-barang bawaan untuk dipindah ke kelas sebagai tempat kami menginap. Setelah semua rapi ditata di kelas, kami dikejutkan oleh kedatangan alumni yang datang, kali ini alumni yang berdomisili di Malang. Seneng banget rasanya, juga kangen. Nah, persiapan untuk sholat magrib berjamaah, jangan lupa, baris again. Pulang dari masjid persiapan mandi dan persiapan pensi. Kami mendapat nomor urut 12, dan pensi dimulai pukul 7.00 WIB.
Penampilan demi penampilan dari kontingen lain yah bisa dibilang cukup menarik. Kami mulai mempersiapkan atribut kami, ya pensi sederhana dengan dandanan ala kadarnya. Nama MAN 2 Tulungagung telah disebut saatnya kami beraksi. Entah karena apa kami seluruhnya nerves bukan main, padahal pensi ini bukanlah suatu lomba. Kami mulai beraksi, karena banyak nerversnya alhasil penampilan kami tidak sebaik ang direncanakan. Namun para penonton dan dewan juri tidak memandang sebelah mata, ternyata penampilan kami mempunyai daya tarik tersendiri. swalow biru.
Setelah penampilan pensi, kami keseluruhan ternyata merasa nge-down. Kami dihujam pertanyaan kenapa tadi begini, kenapa begitu ? oleh alumni-alumni dan pelatih yang mendampingi kami. Akhirnya kami disuruh meninggalkan arena pensi yang masih berjalan, kami diharapkan beristirahat untuk stamina esok hari yang justru penentunya. Kami diberi waktu 15 menit untuk sholat dan nantinya kami dikumpukan kembali. Masih dengan barisan yang sama dengan langkah kekecewaan akibat pensi tadi. Disitu iringan do’a tak lepas dari mulut masing-masing. Kami kembali dari masjid, dan dipanggil untuk kelapangan.
Disana sepi tidak ada siapa-siapa yang lewat karena pusat kegiatan masih didalam gedung tempat pensi. Hanya saja lapangan voli yang luas itu telah menunggu kami alumni-alumni (banyak sekali). Kami disuruh duduk melingkar satu sama lain dan sebagai pembuka forum malam itu adalah kak Syofal. Kak Syofal mencairkan suasana terlebih dahulu dengan menarik seluruh alumni yang ikut merubung kita untuk memperkenalkan diri. Setelah semuanya memperkenalkan diri banyak lontaran dari mereka kata-kata motivasi. Dilanjutkan kak Syofal yang mulai membicarakan inti dari kami dikumpukan disini. Dia menantang kami untuk tampil lebih maksimal dipertempuran besok. Kak Syofal tidak segan membakar semangat kami yang miring sebab pensi tadi dan berkobar-kobar untuk besok. Entah kekuatan apa yang menumbuhkan bahwa kami optimis besok menang.
Selanjutnya kami disuruh berpegangan tangan satu sama lain. Semakin erat dan semakin erat. Dengan tuntunan dari kak Syofal, dengan kata-katanya membawa kami kealam setengah sadar kami membuat seluruhnya dari kami tak luput dari air mata. Entah apa yang kami tangiskan. Ini belum apa-apa!. Malam itu usai, pesan dari alumni kami, “Dek janji ya, piala yang ada dikaca dibawa pulang ke Tulungagung!”. Kami meng ‘iya’ kan dengan kata ‘insyaallah’. Malam itu kami disuruh tidur senyeyak mungkin jangan ada pikiran yang lain kecuali istirahat untuk mengumpulkan stamina besok.
Pukul 03.15 WIB dateline kami untuk sholat tahajut bersama. Di kedinginan kota Malang, mengiringi langkah kami menuju masjid. Kami harus lewat luar kampus karena gerbang ditutup. Kota malang yang padat, dini hari itu sangat sepi kendaraan. Air wudlu membasai tubuhkami dengan segar. Kami sholat dan memohon kelancaran besok, kami membaca al-Qur’an sambil menunggu waktu subuh. Usai sholat subuh, kami buru-buru kembali dan mencari tempat mandi karena setelah ini kami harus check sound!
Namun kami telat setengah jam. Pelatih sedikit kecewa dengan kami. Akhirnya check sound dilakukan bersama-sama sekitar setengah jam. Kami kembali dari tempat check sound harus langsung naik kearena lomba karena lomba dimulai jam 7. Kami tidak ada waktu sarapan pagi, dan harus menahan lapar untuk menghadapi lomba karena kami mendapat kloter pertama.

Continue read on part 2 ...

0 komentar:

Posting Komentar

Total Tayangan Halaman