Kontingen satu-satunya dari Tulungagung menjadi
Juara Umum
Part 1 ...
(13/6/2015) Inilah hari
H yang ditunggu kontingen. Pagi pukul 7 semua peserta kontingen MAN 2 memadati
UKS. Cie ... kayak apa aja. Tas-tas berisikan perlengkapan pribadi telah
tertenteng. Beberapa barang yang akan dibawa ke medan pertempuran telah
disiapkan dari kemarin. Seluruhnya memulai dengan sholat dhuha terlebih dahulu,
serta memohon kelancaran kepada Allah.
Mobil travel telah
datang seluruhnya berduyun-duyun mengangat barang-barang kedalam travel. Kami
harus menjaga kegaduhan, karena saat itu masih ada ujian semester hari terakhir
untuk kelas 10 (bagi yang lomba telah merangkap pada hari sebelumnya).
Barang-barang yang lumayan besar (khususnya media presentasi) alhamdullilah
muat dalam kendaraan. Dan seluruh perlengkapan yang dibutuhkan telah ready
didalam travel, dan waktunya upacara pemberangkatan.
Kali ini karena pihak
lembaga berhalangan dan ada juga yang tour, jadi pemberangkatan diwakilkan oleh
Bunda Erna dan kak Indra. Beliau memberi pesab kepada seluruh peserta untuk
fokus lomba, jaga kesehatan, dan maksimal. Usai pemberangkatan seluruhnya telah
siap didalam travel. Gema sholawatan mengiringi keberangkatan kami.
Perjalanan memakan
waktu kurang lebih 4 jam. Kami isi dengan bercanda, bernyanyi dan tidur
(setelah lelah keduanya). Sampailah di daratan Malang, kemancetan jalan telah
menyambut kedatangan kontingen Tulungagung ini (kebetulan kontingen
satu-satunya). Mobil travel telah masuk dihalaman UNISMA. Nampaknya beberapa
sekolah juga telah sampai, terlihat banyak mobil dan seragam warna-warni
disekitar. Karena belum ada informasi untuk mengemasi barang-barang di tempat
menginap, maka dari itu kami langsung berpindah haluan untuk sholat dhuhur berjamaah.
Barisan telah disiapkan, aba-aba telah bersemarak bersaut dengan suara yang
menggema, banyak mata yang melihat .... (yusro, yusro, yusro la yumna lakin
...) dan belum-belum sudah ada hujaman yel-yel dari kontingen lain untuk
menenggelamkan yel-yel kami, namun kami justru lebih kuat dan semakin keras
bukti bahwa mental kami tidak menciut.
Sampailah ke masjid
UNISMA dan berjejerlah sandal swalo biru itu dihalaman. Kami sholat serta
berdo’a untuk kelancaran. Kembali ke tempat semua lagi-lagi dengan yel-yelan.
Nah selanjutnya adalah isi perut, kami keluarkan perbekalan kami dari rumah
khusus untuk makan siang. Kami cari tempat lapang yang hampir mirip balai
sebagai tempat kami santap siang. Peraturan tetap yaitu makan tidak boleh
dengan siku ditekuk alias suap-suapan, disinilah mengundang kejenakaan
sekaligus heran kontingen sebelah kami. Usai makan kami pun bergegas sholat
ashar. Kami kembali dari bilik lagi-lagi dengan gema yel-yel, alhasil kampus
UNISMA tak luput mata-mata melihat kami yang berjalan. Sholat ashar usai
selanjutnya kami berinisiatif untuk latihan pensi, sebab pensi belum terlalu
mateng direncana. Kami mencari tempat yang sepi. Aha, lahan renovasi yang ada
di UNISMA menjadi pangkalan kami. Pensi dengan judul ‘Bento’ siap kami rilis,
beberapi tag cukuplah mengundang penasaran sekaligus senyum tukang-tukang yang
sedang berada di lantai atas yang sedang membangun gedung. Ya, memang pensi ini
bukan diperlombaan, bisa dibilang ajang keakraban kontingen, namun juga ada
penghargaan tersendiri.
Hari mulai sore, kami
kembali ketempat semula, dan mengeluarkan barang-barang bawaan untuk dipindah
ke kelas sebagai tempat kami menginap. Setelah semua rapi ditata di kelas, kami
dikejutkan oleh kedatangan alumni yang datang, kali ini alumni yang berdomisili
di Malang. Seneng banget rasanya, juga kangen. Nah, persiapan untuk sholat
magrib berjamaah, jangan lupa, baris again. Pulang dari masjid persiapan mandi
dan persiapan pensi. Kami mendapat nomor urut 12, dan pensi dimulai pukul 7.00
WIB.
Penampilan demi
penampilan dari kontingen lain yah bisa dibilang cukup menarik. Kami mulai
mempersiapkan atribut kami, ya pensi sederhana dengan dandanan ala kadarnya.
Nama MAN 2 Tulungagung telah disebut saatnya kami beraksi. Entah karena apa
kami seluruhnya nerves bukan main, padahal pensi ini bukanlah suatu lomba. Kami
mulai beraksi, karena banyak nerversnya alhasil penampilan kami tidak sebaik
ang direncanakan. Namun para penonton dan dewan juri tidak memandang sebelah
mata, ternyata penampilan kami mempunyai daya tarik tersendiri. swalow biru.
Setelah penampilan
pensi, kami keseluruhan ternyata merasa nge-down. Kami dihujam pertanyaan
kenapa tadi begini, kenapa begitu ? oleh alumni-alumni dan pelatih yang
mendampingi kami. Akhirnya kami disuruh meninggalkan arena pensi yang masih
berjalan, kami diharapkan beristirahat untuk stamina esok hari yang justru
penentunya. Kami diberi waktu 15 menit untuk sholat dan nantinya kami
dikumpukan kembali. Masih dengan barisan yang sama dengan langkah kekecewaan
akibat pensi tadi. Disitu iringan do’a tak lepas dari mulut masing-masing. Kami
kembali dari masjid, dan dipanggil untuk kelapangan.
Disana sepi tidak ada
siapa-siapa yang lewat karena pusat kegiatan masih didalam gedung tempat pensi.
Hanya saja lapangan voli yang luas itu telah menunggu kami alumni-alumni
(banyak sekali). Kami disuruh duduk melingkar satu sama lain dan sebagai pembuka
forum malam itu adalah kak Syofal. Kak Syofal mencairkan suasana terlebih
dahulu dengan menarik seluruh alumni yang ikut merubung kita untuk
memperkenalkan diri. Setelah semuanya memperkenalkan diri banyak lontaran dari
mereka kata-kata motivasi. Dilanjutkan kak Syofal yang mulai membicarakan inti
dari kami dikumpukan disini. Dia menantang kami untuk tampil lebih maksimal
dipertempuran besok. Kak Syofal tidak segan membakar semangat kami yang miring
sebab pensi tadi dan berkobar-kobar untuk besok. Entah kekuatan apa yang
menumbuhkan bahwa kami optimis besok menang.
Selanjutnya kami
disuruh berpegangan tangan satu sama lain. Semakin erat dan semakin erat.
Dengan tuntunan dari kak Syofal, dengan kata-katanya membawa kami kealam
setengah sadar kami membuat seluruhnya dari kami tak luput dari air mata. Entah
apa yang kami tangiskan. Ini belum apa-apa!. Malam itu usai, pesan dari alumni
kami, “Dek janji ya, piala yang ada dikaca dibawa pulang ke Tulungagung!”. Kami
meng ‘iya’ kan dengan kata ‘insyaallah’. Malam itu kami disuruh tidur senyeyak
mungkin jangan ada pikiran yang lain kecuali istirahat untuk mengumpulkan
stamina besok.
Pukul 03.15 WIB
dateline kami untuk sholat tahajut bersama. Di kedinginan kota Malang,
mengiringi langkah kami menuju masjid. Kami harus lewat luar kampus karena
gerbang ditutup. Kota malang yang padat, dini hari itu sangat sepi kendaraan.
Air wudlu membasai tubuhkami dengan segar. Kami sholat dan memohon kelancaran
besok, kami membaca al-Qur’an sambil menunggu waktu subuh. Usai sholat subuh,
kami buru-buru kembali dan mencari tempat mandi karena setelah ini kami harus
check sound!
Namun kami telat
setengah jam. Pelatih sedikit kecewa dengan kami. Akhirnya check sound
dilakukan bersama-sama sekitar setengah jam. Kami kembali dari tempat check
sound harus langsung naik kearena lomba karena lomba dimulai jam 7. Kami tidak
ada waktu sarapan pagi, dan harus menahan lapar untuk menghadapi lomba karena
kami mendapat kloter pertama.
0 komentar:
Posting Komentar